Bubur kampiun berasal dari daerah Minangkabau Daratan, tepatnya di Bukittinggi. Menyantap hidangan ini memberikan beragam cita rasa di lidah, sebab isinya merupakan kombinasi setidaknya lima bubur sekaligus. Menarik, bukan, Deli Moms? Yuk, sama-sama cari tahu lebih lanjut mengenai bubur Padang ini!
Komponen penyusun bubur kampiun
Bahan untuk membuat bubur kampiun antara lain ketan putih, bubur sumsum, bubur ketan hitam, bubur kacang hijau, bubur candil, serta kolak pisang atau ubi. Penjual pun dapat memodifikasi menunya sendiri.
Apabila berkunjung ke beberapa daerah, hidangan bubur Padang ini hadir dalam sejumlah variasi. Hal ini tergantung dari preferensi penjual karena alasan tertentu, seperti ketersediaan bahan, teknik pembuatan terlalu sulit, atau ingin memberikan cita rasa unik dibanding yang lain. Misalnya, bubur delima bisa digunakan sebagai pengganti bubur candil. Bisa juga ada jenis bubur yang tidak digunakan sama sekali karena perlu menerapkan teknik yang rumit.
Sejarah bubur kampiun
Ketika ditelusuri, ternyata istilah bubur kampiun berasal dari kata champion yang berarti juara dalam bahasa Inggris. Penyebutan itu disematkan berdasarkan asal mula munculnya hidangan ini, yaitu Lomba Kreasi Membuat Bubur pada tahun 1960-an di Desa Jambu Air, Banuhampu, Bukittinggi.
Saat itu, Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) menyelenggarakan lomba sebagai hiburan bagi rakyat pasca perang di Bukittinggi selama tahun 1958-1961. Lomba ini diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat dan berhasil melahirkan aneka kreasi bubur, seperti bubur cokelat hingga bubur keju.
Tidak disangka, kompetisi dimenangkan oleh sosok wanita lansia yang datang tanpa persiapan matang, Amai Zona namanya. Ceritanya pun cukup unik. Saat itu, Amai Zona datang terlambat dan sontak memasukkan berbagai bubur dagangannya yang tak habis terjual pada pagi hari itu. Ketika diumumkan sebagai juara, ia spontan menyebut hasil kreasinya sebagai bubur kampiun (champion) karena berhasil menang lomba. Itulah asal mula lahirnya bubur Padang yang kini menjadi kebanggaan masyarakat setempat.
Filosofi bubur kampiun
Meski tidak sepenuhnya disengaja, sebenarnya hidangan ini punya filosofi tersendiri, lho. Filosofi bubur kampiun terletak pada perpaduan aneka rasa di dalamnya. Pertama, kolak pisang menggambarkan Al-Khaliq, salah satu Asmaul Husna Allah SWT dengan arti Yang Maha Pencipta. Penggunaan pisang kepok dalam pembuatan kolak pun berperan sebagai pengingat untuk melaksanakan kewajiban taubat kepada Allah SWT.
Selain itu, ubi pun mencerminkan ajaran bahwa manusia hendaknya mengubur aib atau kesalahan yang pernah diperbuat supaya dapat melanjutkan hidup sesuai rida Tuhan. Makna-makna tersebut menunjukkan kalau manusia patut senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Masih ada lagi makna tersirat dari bubur kampiun, tepatnya seputar jenis-jenis bubur yang digunakan. Bubur sumsum dapat dipandang sebagai simbolisasi hidup sederhana karena bahannya. Turut menyimpan makna berharga, bubur ketan hitam melambangkan eratnya perkumpulan karena bahannya melekat satu sama lain. Itulah yang mendasari mengapa bubur ketan hitam disajikan di berbagai acara, seperti pernikahan hingga kumpul keluarga saat Idulfitri.
Bubur candil pun menjadi kiasan roda kehidupan, di mana kadang merasakan di titik bawah, namun ada juga masanya berada di atas atau bernasib baik. Selain menggambarkan roda kehidupan, bubur candil juga melambangkan harmoni antara kehidupan dan budaya yang beragam.
Wah, ternyata bubur kampiun tidak hanya kaya akan rasa, tapi juga mengandung filosofi mendalam, Deli Moms! Nilai yang dikandung bubur Padang ini menyentuh aspek penting dalam kehidupan, mulai dari hubungan dengan Sang Pencipta, hidup sederhana, hingga pentingnya kebersamaan dengan orang lain.
Bubur kampiun, sudah mulai sulit ditemukan
Keberadaan bubur kampiun lambat laun semakin berkurang. Salah satu alasannya adalah karena cara pengolahannya cukup rumit, mengingat sajian ini perlu menyatukan sejumlah bubur dalam satu hidangan. Peningkatan harga bahan juga memengaruhi minat untuk berbisnis bubur kampiun.
Karena alasan tersebut, usaha bubur kampiun menjadi kian menurun. Saat ini, menu bubur kampiun Padang cenderung baru muncul saat bulan Ramadan saja. Di luar itu, hidangan ini jarang ditemukan.
Mengetahui fakta tersebut, Deli Moms bisa memanfaatkannya sebagai peluang usaha. Sebenarnya, masyarakat menaruh ketertarikan terhadap bubur kampiun. Namun, belum banyak yang mengenalnya sebagai santapan di waktu lain. Hal ini bisa dilihat sebagai kesempatan untuk memasarkan bubur kampiun di berbagai kesempatan sesuai kreasi sendiri.
Apabila Deli Moms ingin menjual bubur kampiun sebagai usaha, jangan lupa gunakan BOLA Deli Gula Halus untuk menciptakan cita rasa manis dari tebu pilihan berkualitas! Segera kunjungi platform e-commerce untuk mendapatkan produk BOLA Deli Gula Halus dari BOLA Deli Official Store!